A. Arti Definisi & Pengertian Narkoba Sebagai
Zat Terlarang
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke
dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena, dan lain sebagainya. Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian
non medical atau ilegal barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan
adiktif yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia
pemakainya. Berbagai jenis narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau,
alkohol, obat-obat terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya
yang diisap dari asapnya. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan
ketergantungan zat narkoba, jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw.
Penyalahgunaan atau kebergantungan narkoba perlu melakukan berbagai pendekatan.
Terutama bidang psikiatri, psikologi, dan konseling. Jika terjadi
kebergantungan narkoba maka bidang yang paling bertanggung jawab adalah
psikiatri, karena akan terjadi gangguan mental dan perilaku yang disebabkan zat
narkoba mengganggu sinyal penghantar syaraf yang disebut system
neurotransmitter didalam susunan syaraf sentral (otak). Gangguan
neurotransmitter ini akan mengganggu :
1) fungsi kogitif
(daya pikir dan memori),
2) fungsi afektif (perasaan
dan mood),
3) psikomotorik
(perilaku gerak),
4) komplikasi medik
terhadap fisik seperti kelainan paru-paru, lever, jantung, ginjal, pancreas dan
gangguan fisik lainnya.
Dadang hawari menjelaskan bahwa selain mengganggu jiwa, zat
narkoba juga merusak organ fisik seperti lever, otak, paru, janin, pankreas,
pencernaan, otot, endokrin dan libido. Zat tersebut juga mengganggu nutrisi,
metabolisme tubuh, dan menimbulkan inveksi virus. Jika putus dari narkoba si
pemakai akan mengalami sakaw. Pada peristiwa ini timbul gejala seperti air mata
berlebihan (lakrimasi), cairan hidung berlebihan (rhinorea), puril mata
melebar, keringat berlebihan, mual, muntah, diare, bulu kuduk beriri, menguap,
tekanan darah naik, jantung berdebar, insomnia, agresif.
B.
Jenis-jenis/golongan Narkoba.
Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
1) Narkotlka – untuk menurunkan kesadaran atau rasa.
2) Pslkotropika – mempengaruhi psikis dan pengaruh selektif
susunan syaraf pusat otak 3) Obat atau zat berbahaya
Dari segi efek dan dampak yang ditlinbulkan pada para
pemakai narkoba dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan /jenis:
1.
Upper
Upper adalah jenis narkoba yang membuat si pemakai menjadi
aktif seperti sabusabu, ekstasi dan amfetamin.
2.
Downer
Downer adalah golongan narkoba yang dapat membuat orang yang
memakai jenis narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang menenangkan /
sedatif seperti obat tidur (hipnotik) dan obat anti rasa cemas.
3.
Halusinogen
Halusinogen adalah napza yang beracun karena lebih menonjol
sifat racunnya dibandingkan dengan kegunaan medis.
Adapun jenis-jenis narkoba lain antara lain :
·
Marijuana Adalah nama khusus untuk
Hemp, suatu tanaman tinggi mencapai 2 meter, bentuk daun mirip daun singkong,
daun warna hijau dan tumbuh terbaik didaerah pegunungan. Zat kimia addictive
utama didalam marijuana adalah tetra hydrocannabinol yang dapat dideteksi
melalui air kencing. Para pecandu narkoba menghisap marijuana dengan rokok atau
pipa. Jika putus dari zat marijuana, maka si pemakai akan sakaw dengan gejala
macam-macam seperti mata berair, hidung berselesma, badan jadi nyeri. Pemakaian
yang semakin banyak zat marijuana akan menyebabkan kehilangan memori, kemampuan
belajar, dan motivasi.Marijuana juga dapat menyebabkan distorsi persepsi
(penyimpangan persepsi dari kenyataan), kehilangan koordinasi, detak jantung
meningkat timbul rasa cemas yang terus menerus. Sebagai akibat medical dapat
menyebabkan kerusakan paru, batuk kronis, bronchitis.
·
Cocaine.
Cocaine sering dihirup melalui
hidung, akan tetapi juga diisap dengan rokok atau jika disuntikkan akan
berdampak penyakit HIV/AIDS. Akibat cocaine terhadap fisik pemakai adalah
terhambatnya saluran darah, pupil mata membesar, panas badan meningkat, denyut
jantung meningkat, darah tinggi, perasaan gelisah, nyeri, cemas. Menghisap
crack cocaine bersama rokok akan menimbulkan paranoia(sejenis penyakit jiwa
yang meyebabkan timbul ilusi yang salah tentang sesuatu dan akhirnya bisa
bersifat agresif akibat delusi yang dialaminya). Cocaine dapat menyebabkan
kematian karena pernafasannya tersendat lalu otak kekurangan oksigen.
·
Methamphetamine.
Adalah sejenis obat yang kuat yang
menyebabkan orang kecanduan yang dapat merangsang saraf sentral. Dapat
dikonsumsi melalui mulut, dihirup, daya serangnya ke otak si pemakai.
·
Heroin.
Kebanyakan pemakai heroin
menyuntikkan zat tersebut ke dalam tubuhnya. Si pemakai merasakan gelora
kesenangan diiringi panas badan, mulut kering, perasaan yang berat dan mental
jadi kelam berawan menuju depresi di dalam system saraf sentral. Jika
dihentikan maka si pemakai akan sakaw, gelisah, sakit pada otot dan tulang,
insomnia, muntaber. Untuk menghilangkan kecanduan harus ada kerja sama antara
pecandu dengan pembimbing/dokter. Biasannya hal ini dilakukan oleh konselor
spesialis narkoba dengan menggunakan muti-methods/konseling terpadu. Metode
dokter dengan memberi opiates sedikit demi sedikit dalam jangka panjang untuk
pngobatan kecanduan heroin dimaksudkan agar pasien tidak melakukan injeksi yang
sangat membahayakan dirinya karena over dosis dan bahaya penyakit HIV dan
hepatitis C.
C. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
1.
Lingkungan
Faktor lingkungan menyangkut teman
sebaya, orang tua,dan remaja itu sendiri.Pada mass remaja, teman sebaya
menduduki peran utama ads kehidupan mereka, bahkan menggantikan peran
keluarga/orang tua dalam sosialisasi dan aktivitas waktu Luang dengan hubungan
yang bervariasi dan membuat norms dan sistem nilai yang berbeda. Faktanya: Pada
masa remaja terjadi jarak fisik dan Psikologis yang cendrung berakibat
penurunan kedekatan emosi,dan kehangatan, bahkan cendrung timbul konflik remaja
denganorang tua. Konflik keluarga membuat remaja tergantung pads teman sebaya
uantuk dukungan emosi.
2.
Faktor Individu
Selain faktor lingkungan,peran
genetik jugs merupakan komponen yang berpengaruh terhadap penyalahgunaan
narkoba, setidaknya untuk beberapa individu. Sederhananya, orang tua pelaku
penyalahgunaan narkoba cendrung menurun kepada anaknya, terlebih pads ibu yang
sedang hamil.Faktor-faktor individu lainnya adalah: Sikap positif
terhadap”minum*quot;. Sifat mudah terpengaruh, kurangnya pemahaman terhadap
agama, pencarian sensasi atau kebutuhan tinggi terhadap “excitment”
3.
Faktor Teman Sebaya
Teman sebaya memiliki pengaruh yang
paling dasyat terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Anak dari
keluarga baik-baik, nilai sekolah baik, lingkungan baik cenderung terlibat
narkoba jika Leman-temannya menggunakan narkoba.
4.
Faktor Sekolah, Kerja, dan Komunitas
Kegagalan Akademik Komitmen rendah
terhadap sekolah : datang sekolah hanya untuk ketemu teman , merokok, lalu
bolos. Transisi sekolah : peralihan j enj ang sekolah yang berakibat penurunan
prestasi memberi andil dalam penyalahgunaan narkoba. Faktor komunitas biasanya
akibat : komunitas permisif terhadap hukum dan norms, kurang patuh terhadap
aturan,status sosial ekonomi. II. Bahasa Pengguna Narkoba Pengguna narkoba
memiliki emosi yang naik turun dan tidak ragu mumukul orang atau berbicara
kasar terhadap anggota keluarga atau orang yang berada disekitarnya.Dan apabila
ditegur atau dimarahi, maka menunjukan sikap membangkang.
D. Strategi Penanganan
1. Pendektesian Terhadap Anak
· Perhatikan perubahan pada diri si anak (bohong,bolos,bengong
bego, dan bodoh);
· Perhatikan prestasi, aspirasi dan masalh yang ada di
sekolah.
· Perhatikan kegiatan keagamaan si anak dan harga diri si
anak.
· Perhatikan perubahan emosi dan hubungan anak dan orang tua.
2.
Pendekatan Psikologis
a.
Faktor Individu
ü Ciptakan hubungan akrab dalam keluarga.
ü Ciptakan kesadaran bahwa keberhasilan dan kegagalan
merupakan usaha sendiri, orang lain hanya Fasilitator
ü Libatkan secara intensip si anak terhadap aktivitas
keagamaan.
b.
Faktor Keluarga
ü Ciptakan keharmonisan dalam keluarga, hilangkan jarak antara
orang tua dengan membangun suasana demokratis.
ü Ciptakan komunikasi yang produktif dan terapkan aturan yang
jelas.
c.
Faktor Teman Sebaya, Sekolah dan Lingkungan
ü Perhatikan prestasi belajar anak dan terns memberi semangat.
ü Cermati Tatar belakang dan prilaku teman-teman terdekat si
anak. Cermati jika ada perubahan kebiasaan si anak dari biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar